Minggu, 30 Agustus 2009

Kampung RT06/RW08 PBI Surabaya, mengolah lingkungan yang berbunga (kembang)

       Bermula dari kawasan perumahan sederhana di wilayah Pondok Benowo Indah Surabaya Barat, terbentang sebuah lingkungan bersahaja yang dihuni oleh etnis dari berbagai daerah seperti Jawa, Madura, Batak, Nusa Tenggara, Ambon, Celebes singkatnya dapat dilbilang kawasan yang berBhineka Tunggal Ika. Kemajemukan tidak menghambat asa dalam meraih cita muncullah ide untuk membangun "ErTeNam" yang berwawasan lingkungan karena warganya faham betul bahwa pembangunan mental dan fisik tanpa berwawasan lingkungan tidak akan membawa pada kesejahteraan yang hakiki.
Jika kita selalu berhubungan dengan lingkungan yang hijau berseri, bersih dan terbebas dari sampah maka kita akan menghirup Oksigen (O2) yang bersih, paru-paru proses pertukaran okseigen (O2) dan Carbondioksida (CO2) di alveolus-nya akan menjadi bersih. Jika paru-paru bersih maka darah yang dihasilkannya menjadi bersih, dan seluruh sistem organ kita akan bekerja dengan baik. Maka pembangunan fisik dan nos fisik dikawasan "ErTeNam" selalu menyerasikan dengan pembangunan linkungan yang meliputi penghijauan, kebersihan rumah, jalan dan selokan serta mengolah dan mengelola sampah dengan baik agar lingkungan terbebas dari sampah.

       Berlatar dan berkaca pada narasi diatas, maka diawali 5 tahun yang lalu dikawasan kami diadakan bermisasi taman dan pembenahan selokan. Diawal bergulirnya pekerjaan ini banyak tantangan yang dihadapi mulai dari yang setuju, ragu-ragu dan yang menentang keras proyek pembenahan lingkungan ini. Yang setuju sangat mendukung pekerjaan mulya ini bahkan ada sebagian yang merogoh koceknya untuk men-support dana, yang ragu condong menunggu arus bergulir bahkan meragukan apakah bisa terlaksana karena dananya besar, yang menolak terutama khawatir ditarik iuran atau bahkan kurang peduli terhadap kondisi lingkungan.

       Rapat beralaskan tikar mulai digelar, semua friksi dan perbedaan mulai diakomodir oleh Pak ErTe (ErNo ChaRliOno) dan Bu ErTe, akhirnya pembangunan bermisasi dapat berjalan secara bertahap, yang diiringi dengan penanaman seratus pohon. Seratus pohon menjadi lima ratus bahkan sekarang sangat banyak aneka jenis tanaman yang tumbuh subur dan tertata secara asri. Dari sekian banyak jenis itu yang menjadi tanaman utama atau icon ErTeNam adalah pupus asam dibuat sinom, rosela juga diolah jadi minuman segar penuh khasiat khususnya untuk kesehatan lever, dan pohon jarak untuk obat sakit perut dan sebagai bijinya diapresiasi oleh generasi muda atau karang taruna sebagai bahan bioethanol ataua biosolar.

       Saat ini setelah 5 tahun berjuang menata lingkungan warga semakain bergairah hidup dilingkungan bersih dan mulai memikirkan pengolahan dan pengelolaan sampah, sampah organik jadi kompos sedangkan sedangkan anorganik dibuat karya yang bermanfaat seperti pigora, bunga, taplak meja, sandal cantik, dan aneka kebutuhan yang lainnya. Sampah yang berbahaya dan sulit diurai oleh microba seperti softek, sprayer yang mudah meledak jika dibakar, kimia berbahaya, olie bekas, battery bekas dll. langsung dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Pendek kata pola hidup warga masyarakat mulai balita, karang taruna dan Bapak Ibunya sudah menerapkan 3R (Re-production, Re-use dan Re-cycle dengan baik).

       Saat ini sudah dibentuk kader lingkungan sebanyak 13 orang, yang terbaru dengan melibatkan balita hingga dewasa telah dibentuk " grean and clean as culture of life", team ini selalu bahu-membahu untuk menerapkan bahwa hijau, bersih dan bebas dari sampah merupakan budaya hidup ErTeNam. Sebagai budaya maka setiap denyut nadi kehidupan mulai dari warga yang sudah dewasa hingga balita sudah terbiasa dengan budaya hidup ini yang sangat bermanfaat baik secara psikologi dalam membina kehidupan masyarakat yang aman, sehat, tentram dan selalu dekat dengan Maha Pencipta.